Senin, 02 Juni 2008

Jangan Mau Diprovokasi!

Tepat ketika hari lahirku, bangsa ini pun merayakannya. Moment nasional hari pancasila yang diperingati tiap tahunnya, namun tahun ini dengan nuansa berbeda. Di tengah penderitaan rakyat miskin yang semakin meningkat (baca:kenaikan harga BBM) ditambah pula dengan kisruh perang opini tentang pembubaran Ahmadiyah, namun ada pahlawan keRata Penuhsiangan tampaknya (baca: AKKBB) sampai detik ini mendukung kebebasan beragama namun salah kaprah.
Saat ini yang terjadi adalah perang opini di media tentang kebrutalan Front Pembela Islam (FPI) terhadap AKKBB. Pada dasarnya bukan itu akar permasalahannya itu hanya masalah di permukaan saja sesungguhnya masih lebih dalam, apabila itu yang dijadikan masalah maka saya yakin bahwa masalah itu tidak akan terselesaikan namun malah bertambah rumit.
Kekerasan yang dilakukan oleh FPI di luar tindak kekerasan yang telah dilakukan sebelumnya adalah merupakan suatu bentuk ketidakpuasan. Hal ini lahir dari kebijakan pemerintah yang tak kunjung memberikan solusi dan mengulur waktu. Apa yang dilakukan oleh pemerintah, seperti yang diungkapkan oleh Thomas R. Dye (Nugroho, 2006: 23) mendefinisikan kebijakan publik adalah "What government do, Why they do it, and what diffrence it make". Apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh pemerintah adalah kebijakan. maka ketika pemerintah diam saja maka itu adalah kebijakan.Selama proses konversi politik tentang pembubaran ahmadiyah masih berjalan maka kita sebagai warga negara yang baik dapat memberikan input (tuntutan, saran dll). Oleh karena itu, wajar apabila input itu muncul dengan berbagai macam cara.
Apakah ketika saat ini Presiden, Polisi, Kapolri, masyarakat, AKKBB, Pemuda Anshor menuntut dan mengecam serta ingin membubarkan FPI, polemik ini akan selesai????
bukan itu masalahnya....!!!!
Saat ini terjadi game theory yaitu mengalihkan perhatian masyarakat dari kenaikan BBM dan pembubaran AHMADIYAH SESAT ke konflik AKKBB&FPI!!
Mau jadi apa bangsa ini, kalau di dalamnya tidak ada lagi yang bisa berpikiran jernih dan cerdas dalam menyaring informasi.
Yang punya hati nurani..yang dapat memahami masalah ini.
Pemerintah jangan lari dari masalah, cukup berapa orang saja yang mengurusi FPI, masih banyak kerjaan lain:
1. Perumusan kebijakan tentang Pembubaran AHMADIYAH yang jelas sesat
2. Monitoring implementasi program BLT
3. Lapindo belum kelar
4. Banyak lagi agenda yang belum terselesaikan

Perlu analis kebijakan yang duduk di pemerintahan, agar pemerintah dapat berpikir lebih kritis...menemukan akar permasalahan bukan hanya di permukaan sehingga masalah akan selesai dan tidak memunculkan permasalahan baru. Berubah paradigma wahai para pejabat dari yang represif/ reaktif ke tindakan preventif dalam segala hal tentunya.
Wahai bangsa ku..jangan mau diprovokasi.